Sekarang lagi jamannya vlogging, yaitu blogging dalam bentuk video. Sebetulnya saya sudah lumayan lama juga rekam sesi kuliah atau training dan publish ke Youtube. Tapi baru sekarang sempat cerita proses pembuatannya.
Biasanya, saya dan tim ArtiVisi mengedit video menggunakan aplikasi Openshot. Tapi sayangnya aplikasi ini sering sekali crash. Jadi kita tidak boleh lupa save. Dan cukup melelahkan juga kalau sekali klik langsung crash.
Dari postingan di grup DSLR Cinematography, ternyata ada Om Wowo sesama pengguna open source dalam mengedit video. Beliau menggunakan aplikasi KDEnlive.
Ada beberapa fitur unggulan dari KDEnlive, diantaranya adalah:
Proxy Editing : KDEnlive bisa membuat versi low-res dari video yang kita akan edit, sehingga lebih ringan pada saat kita maju mundur dan memotong video tersebut. Dibandingkan kita mengedit langsung di file yang jaman sekarang besar-besar dan beresolusi hingga 4K. Proxy file yang dibuat KDEnlive resolusinya hanya 640x480 saja sehingga jauh lebih ringan.
Audio Sync : kita biasa merekam audio dan video secara terpisah agar kualitas audionya bisa maksimal. Masalah terjadi ketika ingin menggabungkan file audio dan video ini. Satu clip saja bisa memakan waktu 5-15 menit. Bayangkan bila clipnya ada 10. Bisa habis satu jam sendiri untuk sinkronisasi. Dengan fitur audio sync ini, cukup beberapa klik tombol, audio dan video bisa langsung sinkron.
Dua fitur di atas sangat meningkatkan produktifitas dalam mengedit video. Dan yang paling penting, dibandingkan dengan Openshot, KDEnlive ini jauh lebih stabil. Openshot bisa crash puluhan kali selama beberapa jam saya mengedit, sedangkan KDEnlive ini baru crash dua kali saja selama seharian mengedit.
Pada waktu rendering, KDEnlive juga punya satu fitur penting, yaitu Shutdown after render. Jadi kita bisa start render, kemudian kita tinggal tidur. Setelah selesai rendering, KDEnlive akan mematikan komputer kita.
Penjelasan lebih detail tentang cara mengedit video bisa ditonton di vlog saya di Youtube.
Pembaca rutin blog ini tentu tahu bahwa ArtiVisi punya channel Youtube yang sering diisi rekaman video tutorial pemrograman. Bila belum tahu, segera subscribe, tonton videonya, klik Like, dan jangan skip iklannya supaya kami dapat income ;)
Setelah selesai syuting dan edit, tentunya kita akan mengupload video tersebut ke Youtube agar bermanfaat buat orang banyak. Saat ini, saya mengupload dengan menggunakan browser. Karena satu video bisa berukuran hingga 1 GB, saya membutuhkan waktu lama untuk menunggu uploadnya selesai. Selama upload belum selesai, saya tidak bisa mematikan laptop dan pergi ke tempat lain. Tentu ini sangat membatasi pergerakan dan tidak efektif dalam penggunaan waktu.
Saya ingin proses upload ini bisa berjalan sendiri tanpa interaksi dengan saya. Solusinya tentu saja dengan aplikasi berbasis CLI (command line interface).
Secara garis besar, sistemnya nanti akan terlihat seperti ini
Hari ini saya membaca artikel menyedihkan dari salah satu pelaku startup di negara kita ini. Aplikasinya yang dihosting di Digital Ocean crash dan datanya tidak bisa direcover. Entah apakah dia punya backup di tempat lain atau tidak.
Dengan artikel ini, pertama-tama saya mengucapkan turut berduka cita atas kehilangannya. Semoga tetap tabah, bisa mengatasi dengan lancar, dan diberikan ganti yang lebih baik.
Selanjutnya, ini menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya backup. Well, sebenarnya backup tidak penting, yang penting adalah restore !!!. Percuma juga kan punya backup kalau tidak bisa direstore :P
Beberapa tahun terakhir ini, terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam hal deployment aplikasi. Untuk menjalankan aplikasi yang serius, sebelumnya kita perlu membeli server dulu, melakukan instalasi sistem operasi dan kelengkapan software lainnya, menginstal aplikasi yang kita buat, kemudian melakukan tuning dan hardening. Setelah itu, kita harus menyewa tempat di perusahaan penyedia internet dan menitipkan server kita tadi di sana. Kegiatan tersebut relatif merepotkan. Belum lagi urusan yang menyertainya seperti pemeliharaan hardware, update software, backup, dan lainnya.
Di jaman sekarang, banyak perusahaan yang menyediakan layanan cloud. Mereka menangani segala urusan repot tadi, sehingga kita cukup memikirkan pembuatan dan pemeliharaan aplikasi kita sendiri. Tidak perlu lagi pusing memikirkan urusan hardware dan software lain yang dibutuhkan.
Salah satu teknologi yang sedang hot di tahun 2015-2016 ini adalah Docker. Dalam artikel ini, kita akan bahas: