Living life and Make it Better

life, learn, contribute

Endy Muhardin

Software Developer berdomisili di Jabodetabek, berkutat di lingkungan open source, terutama Java dan Linux.

Deployment Microservice Kere Hore Bagian 4

Pada artikel yang lalu, kita sudah membahas tentang penggunaan Nginx sebagai Front Proxy, memasang aplikasi Java, dan aplikasi Wordpress berbasis PHP. Kali ini kita akan lanjutkan memasang aplikasi berbasis NodeJS dengan framework ExpressJS.

Lanjut membaca ...


Deployment Microservice Kere Hore Bagian 3

Pada artikel yang lalu, kita sudah membahas tentang penggunaan Nginx sebagai Front Proxy, dan memasang aplikasi Java di belakang proxy tersebut. Kali ini kita akan memasang aplikasi PHP langsung di Nginx. Agar tidak membuang waktu membuat aplikasi, kita akan gunakan aplikasi yang sudah ada dan banyak digunakan orang, yaitu Wordpress. Aplikasi ini bisa diunduh di websitenya secara gratis. Petunjuk instalasi juga sudah disediakan di dokumentasinya. Tinggal kita ikuti saja.

Lanjut membaca ...


Deployment Microservice Kere Hore Bagian 2

Pada artikel sebelumnya, kita telah menyiapkan front proxy yang sudah berfungsi dengan baik. Kali ini, kita akan membuat aplikasi Java sederhana dengan Spring Boot yang kemudian akan kita pasang di VPS kita kemarin dengan nama domain app1.artivisi.id.

Lanjut membaca ...


Deployment Microservice Kere Hore Bagian 1

Arsitektur Microservices saat ini sedang ngetren. Kami di ArtiVisi juga sudah mengadopsi arsitektur ini dalam beberapa projec terakhir. Dan bahkan sudah mengadakan trainingnya. Dilihat dari sisi development dan deployment, microservice memang memungkinkan organisasi untuk bisa membuat aplikasi sesuai kebutuhan dengan cepat. Proses yang dulunya memakan waktu berbulan-bulan dari konsep sampai go-live, sekarang bisa dipercepat menjadi beberapa minggu saja.

Salah satu ciri khas dari arsitektur microservices adalah ada banyak aplikasi kecil-kecil yang saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Dengan demikian, kita dituntut untuk banyak mendeploy aplikasi. Masing-masing aplikasi juga bisa dibuat dengan teknologi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan trend masa kini.

Kalau mau diikuti idealnya, satu VPS berisi satu aplikasi. Atau satu docker container berisi satu aplikasi, dan satu VPS bisa berisi banyak docker container. Akan tetapi tentu saja kita tidak berada di dunia yang serba ideal. Ada kalanya kita harus berkompromi dengan budget, sehingga satu VPS harus rela menghosting banyak aplikasi sekaligus.

Pada artikel kali ini, kita akan mendeploy beberapa aplikasi microservices dalam satu host karena keterbatasan budget. Walaupun kantong kere, hanya mampu sewa satu VPS, tapi bisa tetap hore dengan arsitektur jaman now :D

Satu VPS biasanya hanya punya satu IP public. Dengan keterbatasan ini, maka kita perlu sedikit berakrobat supaya semua aplikasi kita bisa berbagai pakai port-port penting seperti misalnya port HTTPS (443). Sebagai studi kasus, pada artikel ini kita akan mendeploy beberapa aplikasi yang dibuat dengan bahasa pemrograman dan framework berbeda, yaitu Java dengan Spring Boot, NodeJS dengan Express, Ruby dengan Rails, dan tidak ketinggalan aplikasi sejuta umat Wordpress yang dibuat dengan PHP. Kita ingin mengakses keempatnya dengan alamat sebagai berikut:

  • https://app1.artivisi.id : Aplikasi Java dengan Spring Boot
  • https://app2.artivisi.id : Aplikasi NodeJS dengan ExpressJS
  • https://app3.artivisi.id : Aplikasi Ruby dengan RubyOnRails
  • https://wp.artivisi.id : Aplikasi PHP dengan Wordpress

Keempat aplikasi akan dihosting/dijalankan di satu mesin yang sama. Saya akan gunakan VPS termurah yang disediakan Digital Ocean, seharga $5 sebulan.

Pada bagian pertama ini, kita akan membahas cara setup VPS dan Nginx sebagai Front Proxy. Artikel selanjutnya akan membahas implementasi masing-masing backend.

Lanjut membaca ...


Membatalkan Perubahan File dengan Git

Salah satu keuntungan menggunakan version control adalah kita bisa dengan mudah mengembalikan kondisi file ke masa lalu. Hal ini dibutuhkan bila ternyata ada anggota tim membuat perubahan yang ternyata tidak bisa digunakan. Contohnya, di Java kita menggunakan library FlywayDB untuk mengurus migrasi database. File migrasi ini sekali sudah dijalankan maka tidak boleh diedit lagi. Bila diedit, maka akan keluar error seperti ini

Caused by: org.flywaydb.core.api.FlywayException: Validate failed. Migration Checksum mismatch for migration 1.0.0.2017111302
-> Applied to database : -1966400148
-> Resolved locally    : -1305984306

Bila hal ini terjadi, maka kita ingin mengembalikan file migrasi tersebut ke kondisi sebelum diedit. Berikut langkah-langkahnya:

Lanjut membaca ...